RSS
Write some words about you and your blog here

Pages

Komitmen Diri pada Fakultas Psikologi

"Komitmen itu kata lain dari setia. Setiap orang mungkin pengkhianat, yang menjadi pembeda adalah mereka memiliki komitmen dan integritas atau tidak"
Kalimat ini saya dapat dari salah satu account twitter yang saya follow. Beberapa orang memahaminya sebagai suatu pernyataan yang terlalu kasar dan blak-blakan. Tetapi bagi saya, kalimat itu sangat "benar" sehingga sedikitpun tidak bisa dibantah. Saking setujunya saya dengan pernyataan ini, saya sampai menandainya sebagai salah satu quote favorit di twitter saya :)

Komitmen, bagi saya mengandung arti yang sangat sakral sekaligus remeh. Sakral, karena merupakan hal TERPENTING dalam hidup, dan sepele karena merupakan hal yang sering TERLUPAKAN oleh kita sebagai manusia. 

Komitmen merupakan hal terpenting dalam hidup ini. Ketika pertama kali kita menghembuskan nafas di dunia, sadar atau tidak kita telah terlebih dahulu memutuskan untuk berkomitmen pada hidup. Kita telah memutuskan untuk menggunakan kesempatan yang diberikan oleh Sang Pencipta sehingga kemudian kita mengeluarkan suara tangisan pertama. Kemudian, hal-hal seperti menjadi bayi, bermain bersama teman, masuk sekolah, dan seterusnya, bagi saya, juga merupakan KOMITMEN. Jelas saja, karena segala sesuatu yang kita lakukan adalah apa yang kita pilih, dan segala sesuatu yang kita pilih tidak akan kita lakukan tanpa adanya komitmen :)
Lalu, bisakah kita melakukan sesuatu tanpa adanya komitmen ? Bagi saya, jawabannya adalah TIDAK BISA. Tanpa komitmen, kita tidak dapat dikatakan sedang "melakukan", tetapi hanya sebatas "melewatkan". Melewatkan di sini berbeda dengan melewati. Melewati berarti kita telah berhasil melaluinya, entah bagaimana caranya. Sedangkan melewatkan berarti kita telah menghindari atau justru kehilangan sama sekali, sehingga apa yang seharusnya kita lakukan tidak berani kita hadapi.
Saat kecil, seperti halnya orang lain, saya masih dibantu oleh orang-orang sekitar saya dalam "memilih". Saya tidak tahu pasti kapan pertama kali saya memilih. Yang saya ingat, pertama kali saya benar-benar memilih adalah saat saya memutuskan untuk mencoba memasuki jenjang kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Saat itu saya benar-benar shalat istikharah (shalat yang dilakukan untuk mencari jawaban atas kebingungan di antara dua atau lebih pilihan). Dan sampai sekarang masih terasa lucu bagi saya mengingat bahwa saya dulu sampai melakukan shalat istikharah itu saking seriusnya :D Yah mau bagaimana lagi, saat itu saya benar-benar dihadapkan pada pilihan yang sulit dan...akhirnya saya memilih Fakultas Psikologi USU. Bukan, bukan hanya memilih, tetapi juga berkomitmen :)
Pertama kali berada di lingkungan saya yang baru yaitu Fakultas Psikologi USU, saya merasa terbakar semangat sendiri :D "Saya sudah menjadi mahasiswa.", "Saya anak Psikologi.", "Saya anak kost." *eh :D 

Seperti yang saya katakan sebelumnya, komitmen juga merupakan hal yang sering sekali "terlupakan". Sebagai manusia, kita biasanya tersesat dalam proses, seperti beralih dari tujuan awal, kehilangan semangat menggapai tujuan dan melupakan kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan selama proses mencapai tujuan tersebut. Hal inilah yang kemudian saya anggap sebagai "melupakan komitmen".
Yaa saat resmi menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi USU, awalnya saya terbakar semangat sampai rasanya ingin berada di kampus terus, ingin belajar terus, wah pokoknya semangat saya membara :D
Tetapi ketika kemudian tugas-tugas berdatangan.. Deadline menuntut, waktu mengejar, akhirnya saya "melewatkan" kuliah saya. Ya, saya tidak menikmati ilmu yang disampaikan, saya hanya memikirkan bagaimana tugas saya, ujian saya, dan sebagainya yang justru membuat saya "melupakan" komitmen saya yang seharusnya, yaitu BELAJAR dengan sungguh-sungguh agar dapat meraih cita-cita saya menjadi seorang Psikolog. 
Tidak hanya itu, saya juga melupakan komitmen saya pada fakultas, yaitu menjadi mahasiswa yang baik dan patuh pada segala ketentuan fakultas. Hal-hal seperti ini adalah akibat dari kelalaian saya mengingat komitmen awal saya. Saya lupa bahwa dulu, saya masuk ke fakultas ini adalah karena ini pilihan saya. Saya lupa bahwa untuk meraih cita-cita saya, saya harus menjadi mahasiswa yang benar-benar mendalami ilmu psikologi sekaligus menjadi "Mahasiswa Fakultas Psikologi USU". Dengan menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi USU ini, satu-satunya cara yang menunjukkan bahwa saya merupakan seorang mahasiswa yang berkomitmen adalah dengan mematuhi segala ketentuan yang berlaku di kampus ini. Termasuklah di dalamnya mengikuti segala kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus...

Saya harus sadar, bahwa sebagai mahasiswa Psikologi saya harus memiliki komitmen terhadap diri sendiri, terhadap pihak kampus, dan terhadap orang lain.
  • Komitmen saya terhadap diri sendiri adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Memahami dan menguasai setiap ilmu yang saya dapatkan, serta menikmati setiap prosesnya dengan santai dan tepat waktu. Saya berjanji untuk berusaha agar lulus kuliah dengan waktu yang tidak lebih dari empat tahun.
  • Komitmen saya terhadap kampus Fakultas Psikologi USU adalah menjadi mahasiswa yang setia pada fakultas. Setia dalam arti menjaga nama baiknya, mematuhi setiap ketentuannya dan menjaga hubungan yang baik dengan pihak-pihak yang terkait di dalamnya.
  • Komitmen saya terhadap orang lain adalah hal yang sangat menyita pikiran saya. Dalam hal ini, keluarga, teman-teman dan semua orang di sekitar saya membuat saya berjanji untuk berguna bagi mereka. Saya merasa bahwa saya "HARUS" menjadi mahasiswa yang baik karena saya ingin membahgaiakan keluarga saya, ingin berguna bagi teman-teman saya dan memberikan arti bagi masayarakat sekitar saya sebagai seorang Psikolog :)

Komitmen-komitmen inilah yang senantiasa mengobarkan semangat saya setiap kali saya merasa hampir jenuh dengan kuliah saya. Ah bahkan saat ini untuk mengatakan "jenuh dengan kuliah" terdengar sangat lucu dan memalukan. Saya masih sangat baru di sini, di Fakultas Psikologi USU ini. Saya bahkan belum dapat dikatakan "berarti" bagi orang lain dengan kuliah saya ini. Dalam hal ini, saya benar-benar menganggap komitmen sebagai sebuah JANJI. Ada pengertian yang sangat mendalam bagi saya tentang janji. Janji merupakan hal yang dapat menjadi indikator seberapa profesional kita sebagai manusia yang berkomitmen. Komitmen itu sendiri bukan sekedar memenuhi apa yang telah kita janjikan, tetapi melakukan sebuah pekerjaan yang telah kita pilih dengan sepenuh hati dan berani dalam menghadapi setiap rintangan yang menghalanginya. 


Cara terpenting yang harus dilakukan oleh individu yang "berkomitmen" adalah Bisa Memimpin Diri Sendiri. Sikap kepemimpinan adalah sikap yang WAJIB kita miliki sebagai individu yang "profesional". Dengan berkomitmen, berarti kita dituntut untuk dapat mengatur diri kita. Mengatur waktu, mengatur jadwal, mengatur kegiatan, dan sebagainya yang menuntut profesionalisme kita. Komitmen tidak main-main dengan hal-hal seperti ini : jadwal-jadwal kita. Seseorang yang berkomitmen harus bisa menjaga komitmennya dari awal niat sampai akhirnya berhasil mencapai tujuan tanpa terganggu dengan segala godaan selama proses berlangsung. Nah, hanya orang-orang yang memiliki sikap kepemimpinanlah yang dapat memimpin dirinya dengan baik selama proses tersebut berlangsung, walaupun mengalami banyak halangan dan rintangan. Seorang pemimpin yang baik mampu menghadapi setiap masalah dengan bijak, mencari solusi atas setiap persoalan dan senantiasa memelihara semangat dalam dirinya untuk terus berjuang sampai akhir. 

Pada intinya, saya percaya bahwa hidup adalah pilihan. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup juga merupakan pilihan. Yang kemudian menjadi hal penting adalah keberhasilan untuk berkomitmen pada pilihan tersebut :)

0 komentar:

Posting Komentar