Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah “Suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (UU No 20 Th 2003, Ps. 1, Butir 14)
Ruang Lingkup Usia Dini
:
n
Bayi (0 – 1 tahun)
n
Toddler
(1 – 3 tahun)
n
Pra Sekolah (3 – 6 tahun)
n
Awal SD ( 6 – 8 tahun)
Jalur Pendidikan Usia
Dini dapat dilalui dari jalur formal, informal dan nonformal. Jalur formal
terdiri atas Taman Kanak-kanak, dan Raudhatul
Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat. Jalur informal terdiri atas Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan jalur Pendidikan
Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan.
Diketahui bahwa perkembangan kapasitas intelektual anak mencapai 50% di
usia 4 tahun, 80% setelah usia 8 tahun, dan genap 100% seat anak berusia 18
tahun.
Jelaslah
bahwa usia dini tidak boleh disia-siakan. PAUD sebagai sarana perkembangan anak
usia dini adalah hal yang “harus” diperhatikan mengingat betapa pentingnya
maksud dan tujuan PAUD untuk mengembangkan anak menjadi individu yang
teraktualisasi optimal perkembangannya.
Yang
jadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Pendidikan Anak Usia Dini sudah
terlaksana dengan baik ? Bagaimana perkembangan PAUD di zaman sekarang ?
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian PAUD zaman
sekarang, yaitu :
1.
Saat ini diketahui bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sudah sangat digalakkan. Pada tahun 2003, sebenarnya PAUD sudah disahkan
dalam UU. Tetapi pada awal berkembang, PAUD ini belum terlalu dianggap penting. Bahkan sampai saat
ini masih banyak golongan masyarakat yang menganggap bahwa PAUD tidak penting.
Masyarakat desa khususnya, berpikir bahwa usia sekolah yang seharusnya memang
dimulai dari Sekolah Dasar (SD). Hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi
pada masyarakat tentang pentingnya usia dini bagi perkembangan individu.
2.
Selain karena masih kurangnya sosialisasi tentang
pentingnya PAUD, pendidikan anak usia dini juga terhambat karena faktor
ekonomi. Disengaja atau tidak, PAUD hanya terjangkau oleh masyarakat dengan
tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini masih membuktikan bahwa “Pendidikan
itu mahal”. Untuk sekolah wajib (SD sampai SMP) saja masih ada anak-anak
Indonesia yang belum merasakannya, apalagi untuk PAUD yang belum dianggap
penting dan biayanya pun dinilai mahal sehingga tidak menjangkau seluruh
kalangan masyarakat.
3.
Berikut adalah masa utama : Melencengnya sistem
pembelajaran PAUD saat ini dari tujuan awal PAUD sebenarnya, yaitu “Bermain
sambil belajar”. Usia anak adalah usia bermain. Mereka “belajar” dengan
sendirinya, seiring dengan waktu yang mereka lalui saat bermain dengan
teman-teman sebayanya atau dengan lingkungan sekitarnya. “Memaksa” anak untuk
bisa membaca, menulis atau berhitung di usia dini adalah hal yang tidak baik
bagi perkembangan anak. Penelitian menyatakan bahwa pada usia yang sudah lebih
dewasa, anak yang “dipaksa” mahir baca tulis di usia dini justru tidak lebih
baik dari anak yang bisa baca tulis “pada waktunya”
Beberapa hal di atas menunjukkan bahwa perkembangan PAUD
saat ini masih patut diperhatikan. Pemerintah mulai berusaha untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Namun kita sebagai manusia yang “peduli” juga tidak
seharusnya berdiam diri. Sampaikan pada masyarakat bahwa anak usia dini adalah
“aset” kita yang perkembangannya harus diperhatikan :)
2 komentar:
Yuuk mampir ^_^ ,, http://j.mp/psikotestIQ
pendidikan dini dan sosialisasi bagi si kecil memang sudah bisa dimulai sejak dini
Yuuk mampir ^_^ ,, http://j.mp/psikotestIQ
pendidikan dini dan sosialisasi bagi si kecil memang sudah bisa dimulai sejak dini
Posting Komentar